Thursday, May 29, 2008

Fyi -

Saya di undang oleh pihak tv channel 9 untuk mendeklamasi puisi Usman Awang besok, 29 Mei. Acara siaran langsung ini akan di siarkan antara jam 1 - 2 tengahari, bertempat di Saloma Bistro, KL. Temanya ialah : Ratu Hati - Kasih Ibu Sepanjang Hayat. Oleh itu puisi yang mereka minta di deklamasikan ialah - ' Ke Makam Bonda '.

Walaupun badan dan otak terasa letih kerana selalu kerja hingga ke larut malam tetapi saya cekalkan hati demi arwah ayahanda ku. Harap saya dapat mendeklamasikan puisinya dengan baik, Insyallah.

P.S. If only my siblings would like to do as I do........but atleast I know they are always there for me, is good enough to raise my spirits and give me the strength from within that I need so badly. Well, I hope and pray that I will do him justice tomorrow . Eventhough this is not something new to me as I have read his poetry in public before, the responsibility is still very heavy. So, dear friends please pray that I don't fumble!

Wednesday, May 28, 2008

Orang baru!

Sewaktu saya sedang mabuk dengan terjemahan puisi2 Usman Awang ke bahasa Inggeris, adik saya yang bongsu, Maya, telah melahirkan puterinya yang kedua pada subuh hari selasa 27 Mei, kelmarin. Lahirlah cucu tok ayah (Usman Awang) dan mak tok (Hasnah) yang ke 10! Maya dan puterinya selamat dan sihat. Syukur kepada Illahi.

Puteri yang belum di beri nama ini, wajahnya tenang dan matanya yang merenung dengan kerut dahi mirip tok ayahnya, seperti seorang yang lebih cerdik dan matang dari umurnya yang belum sehari di dunia ini. Orangnya belum pandai menjerit2 meminta perhatian, hanya mencebik dan merengek halus penuh kesedihan. Setelah mendapat sedikit susu dari ibunya, dia tidur lega dan tenang. Sesekali mukanya sedih dan nangis perlahan dalam mimpi. Mungkin dia sedih meninggalkan Tuhan dan syurga, datang ke dunia yang serba kekurangan dalam segala yang indah dan mulia. Perbezaan yang sungguh ketara hingga mungkin dia belum dapat menerima hakikat yang sebenar lagi.

Doa tante lyna untuk mu puteri tercinta.........semoga panjang umur, murah rezeki, jadi manusia yang baik hati, pintar, berbudi bahasa, mempunyai hati dan cinta yang jernih....sejernih cinta Tuhan.

Kepada Maya dan Iwan, tahniah dan syukur Alhamdullilah! Jadilah mama dan ayah yang bijak. Kasih sayang tidak boleh di belah bagi tapi di beri dan di rasai sama rata untuk membina insan kurnia dari Tuhan. Good luck and all the best!

Tuesday, May 20, 2008

ITNM

Pada hari ahad 18 May, satu majlis pertemuan di antara penerima2 S.E.A Write dan Sasterawan2 Negara atau wakil/waris mereka dengan pihak2 dari Institut Terjemahan Negara telah diadakan di Hotel Seri Pacific, KL. Pertemuan dari jam 10 pagi hinnga 1 tengahari membuahkan tujuan sebenar anjuran majlis tersebut. Pihak ITNM dengan besar hati melawa untuk menterjemahkan karya2 penulisan Sasterawan2 Negara dan penerima2 S.E.A. Write ke Bahasa Inggeris dan bahasa2 lain. Pihak ITNM juga menawarkan pembabitan mereka menolong para penulis tersebut dalam hal2 pengendalian karya2 yang diterjemah dibukukan dan dipasarkan sehingga ke peringkat antarabangsa. Itulah di antara yang di janjikan.

Inilah impian para penulis. Tetapi soalnya, sejauh manakah impian akan menjadi kenyataan. Sebenarnya ada banyak persoalan yang harus di ketengahkan untuk hasrat ini tercapai dan berjaya. Pada waktu perbincangan beberapa perkara telah di kemukakan oleh para penulis dan wakil mereka. Pada saya, perkara yang ketara dan tidak dapat saya lupakan ialah laporan dari Sasterawan Negara Muhammad Hj. Salleh yang mengatakan - dalam pengalaman beliau berada di beberapa universiti luar negara seperti di Belanda, Amerika dan Jepun, beliau mendapati bahawa jabatan pengajian Bahasa Melayu hampir, akan dan telah di tutup di beberapa universiti yang ada pengajian Bahasa Melayu. Sungguh menyedihkan.

Kesungguhan pihak ITNM sangatlah dialu2kan dan diperlukan. Jika cita2 murni ini tercapai maka adalah harapan untuk Bahasa Bonda kita yang sungguh indah dan di sayangi di dengar dan di nikmati seluruh dunia. Maka bertapaklah kemegahan bangsa Malaysia.....Insyaallah.

Sebelum saya berundur untuk meneruskan kerja2 penerbitan buku UA akan datang, saya tinggalkan sebuah puisi beliau untuk di hayati bersama. Salam.


BAHASA BONDA

Tersusun indah menjadi madah,
Jauh mengimbau menjangkau pulau,
Ayuh beralun lembut membuai,
Jauh meresap mendakap damai.

Ada ketika marak menyala,
Memercik api semangat bangsa,
Meletus gemuruh menyadap segala,
Menjadi alat perjuangan merdeka.

Seribu tingkah membawa lagu,
Mainan gadis di usik rindu,
Senjata teruna menawan cinta,
Pusaka rakyat pendukung budaya.

Seribu bahasa kita bicara,
Manakan sama bahasa bonda?


Tongkat Warrant

Utusan Zaman
12 Disember 1954

Friday, May 9, 2008

Hari ini,.....

Hari ini, saya telah siapkan satu kek hantaran dan satu kek Cadbury....setelah beberapa hari fokus saya terhadap order tersebut. Tetapi, editing untuk terjemahan Bahasa Inggeris untuk buku baru UA ....Jiwa Hamba, belum siap. Saya letak tepi buat seketika untuk memenuhi permintaan order kek dari kawan. Membuat kek adalah 'passion' saya yang satu lagi!
Baiklah, saya akan pusing fokus saya 360 darjah ke kerja mengedit terjemahan puisi2 UA pula.
Salam!

Satu lagi.....atas segala yang sedang berlaku sekarang, hayatilah sebuah puisi UA yang saya rasa sangat tepat.

Dalam Pergolakan

Seperti selalu … serupa dulu,

orang mulai mencari sesuatu – belum bertemu.

Mendaki bukit ini semua orang merangkak,

dan banyak teman tercampak.

Di sana orang berteriak:

berjuanglah untuk kemerdekaan … serentak.

Ada banyak laungan dalam segala perjuangan,

dan kesempatan dicuri bila ada pergolakan.

Jadi pemimpin yang mau dianggap “tuan”,

……… mau penghormatan.

Kalau menang mau naik kuda terbang,

atau belayar di kapal tiada haluan.

Entah ke utara atau ke selatan,

kemudian minta bantuan-bantuan yang ada balasan.

Begini bila kita dalam pergolakan,

bila ketentuan masih dalam perhitungan.

Barisan baru harus bentuk jalan,

cara baru harus menentukan perjuangan,

dengan kekuatan yang sudah dibulatkan,

dan ketepikan pemimpin yang berlagak “tuan”.


Adi Jaya

5 Jun 1955

Utusan Zaman

Monday, May 5, 2008

Another new experience.....

The recently concluded KL Alternative Book Fest was another new experience for me. Eventhough I minded our half shared table with my daughter Nana on the second and final day only, (Rahim and my son Taufiq was there on the first day) I feel the heat and vibrancy of the whole fest. What with book launches, free tap dance lessons, t-shirt making demonstrations, creative people selling their creative art wares, musicians and ofcourse books! Heavenly variety of books plus some books for free that needs a home!

UA Enterprises shared a modest simple table with the famous Amir Muhamammad whose books I finally read early this morning. His 'Malaysian Politicians Say the Darndest Things' opened my sleepy eyes. It was so infectious that I could'nt put it down and Shahril Nizam's illustrations were superb. I haven't gone through all of 'New Malaysian Essays 1' yet but I read Amir's 'Unwelcome Words'. Well.....hillarious!

Anyway, thank you to all who appreciates Usman Awang's works enough to buy his newly edited 'Tulang2 Berserakan' and our latest compilation of 'Turunnya Sebuah Bendera' both are 'collector's item' books, at a special price at the fest. Besides ayah's friends who came and bought his books, there were some pretty interesting people there! I hope to meet more in future.

For those who still haven't got Usman Awang's latest books and would like to get it, please call Rahim Affandi @ 013-3310161, at a special price! Happy reading to open your mind's eyes.

Friday, May 2, 2008

KLABF 2008

UA Enterprises Sdn. Bhd., the publisher for Usman Awang's latest books, will be participating in the Kuala Lumpur Alternative Book Fest 2008. They will be on the 1st Floor, Annexe Gallery, Annexe Central Market. This bookfest is on from Saturday 3rd May to Sunday 4th May. It's opened from 10am - 6pm on both days.

Usman Awang's new edition novel "Tulang2 Berserakan" and latest compilation of short stories "Turunnya Sebuah Bendera" will be on a special sale during this fest! See you there!

About the new edited novel "Tulang2 Berserakan".
This is the National Laurette's one and only novel. The story is set during the Emergency period of Malaysia - that is, the time the 2nd World War ended and the British came back to rule Malaya. It is a story derived from the author's experiences as a policeman in the 'Jungle Squad' as they were known when they have operations out of the town area. Their mission was to wipe out all the comunists that are hiding in the outskirts of the Malacca town. The story revolves around his police friends and their lives. The hardships, the friendship and loyalty.

In this new edition, the spelling has been edited to the new spelling of Bahasa Malaysia. Every chapter starts with pictures of Usman, his friends and the life they lead. At the end of the story, there is a glossary for words that are not found in the Malay dictionary. This is a collector's item edition. The paper is an acid free paper which termites don't like and therefore can be kept well. The cover of the book has a close-up photo of the type of barb wire used to fence up villages to ward off the communists who comes to villages to get food and recruit young men into communism. The colour tone of the book cover from the top is orange -the colour of fire which then turns red - the colour of blood and at the bottom is the colour of dead blood.

"Turunnya Sebuah Bendera" is a new compilation of Usman's short stories. Some of the stories have been published before but have run out of publication and some are works that have never been published except for the Utusan Zaman - the sunday paper of Utusan Melayu in the early 50's which was in old Malay Jawi. So, we had to transcribe it to Bahasa Malaysia and edit the old Malay spelling. All this was done after we research for the manuscript in the National Archives. This is also a collector's item book as the paper is acid free and the hard cover has a jacket. The front cover has Usman standing in a 'Jungle Squad' uniform with the background of a Union Jack flag coming down and the Malaysian flag flying high.

The short stories are all about the lives of the people before Independence was reached. Their sufferings during the Emergency period and how they had to cope with their daily life. There was so much sufferings that they could not wait for the Union Jack Flag to come down during the ceremony at the Selangor Club padang on the midnight of 30th August, 1957. These are stories for the children after Independence and their children's children and so on......to capture the vision because we take Independence celebrations for granted. Don't we?

Thursday, May 1, 2008

Usman Awang - Penyair Pilihan April di Singapura.

Hampir seminggu yang lalu, Angkatan Baru Sastera Singapura (ABASS) telah memilih SN Usman Awang sebagai tokoh sastera diketengahkan untuk bulan April. Acara tersebut berlangsung pada hari jumaat 25 April, 8pm, bertempat di Arts House, Singapura. Yang menyelenggarakan acara ini ialah Sharifah Khadijah dan teman-temannya dari ABASS.

Walaupun saya baru mengenal Khadijah di KLIBF yang lalu, dia telah menunjukkan semangat dan minat yang mendalam tentang sastera. Apresiasinya terhadap karya-karya tokoh-tokoh sastera Malaysia dan Singapura menarik perhatian saya. Keghairahannya untuk mencari mutu penulisan patut mendapat sokongan untuk menambahkan semangatnya untuk terus berkarya.

Acara yang bertajuk " Karyaria" telah dihadhiri ramai peminat sastera di Singapura. Matlamat ABASS bukan sahaja supaya karya-karya usman awang dapat didengar, dinikmati dan dihayati tetapi supaya penyair dan penulis di singapura dapat memperbaiki mutu karya mereka dengan perbincangan dan analisa karya-karya tersebut. Mencari kekuatannya dan membahas reaksi penunton yang hadir.

Sayang sekali saya tidak dapat hadir untuk menyaksikan deklamasi puisi-puisi usman awang oleh Khadijah dan teman-temannya. Insyaallah, lain kali. Walaubagaimanapun, saya ucapkan tahniah atas kejayaan "karyaria" . Pada Khadijah dan teman-temannya yang belum saya kenali, terimakasih atas keikhlasan semua memartabatkan karya Allahyarham Usman Awang. Semoga kita berjumpa nanti atas nama perjuangan sastera melayu!

Salam dari saya untuk Angkatan Baru Sastera Singapura.