Monday, August 10, 2009

Menjelang Mentari di Ufuk Timur (buat Bapak yang di kasihi)

Kau masih gagah di sini
masih bersemangat kukuh
usia yang menjangkau tiga suku abad
masih hebat terserlah
kerana semangat kental perjuangan yang belum selesai
bila agaknya perjuangan selesai?

Hati nurani yang tulus memerdekakan bahasamu
bahasa bangsa yang tergugat oleh bangsa sendiri
perjuangan ini tidak sampai-sampai akhirnya

Kau sabar menanti
meniti di arus deras yang tiada haluan
tidak menentu
kau masih sabar menanti di situ

Kau adalah ayahku sekarang
semangat yang aku pinjam darimu
kerana yang asal zahirnya sudah tiada disini
untukku
mengobat rindu yang masih dalam
aku perlukan kehadiranmu
kami semua perlu kehadiranmu
lama lagi

Kami meminjam semangatmu
yang kental untuk kami mara
maju...mengisi sanubari yang meminat-minta di isi

Moga Dia relakan kami berdamping dengan mu
lebih lama lama dan lama lagi
kerana keperluan jiwa kami untuk di beri makna
kepada yang tidak di beri makna
kepada hak yang harus dipertahankan.

Tunggu di sini dengan kami
kehadiran yang amat di perlukan
kami bakhil dengan kasihmu
walaupun usia menjangkau tiga suku abad
di sini, di sini kami masih perlukanmu.

Seperti ayah, kau tiada penggantinya.



Catatan: Sebuah puisi penghormatan menjelang hari lahir Sasterawan Negara Datuk Dr. A. Samad Said yang ke 75 tahun.


Lyna Usman
10 Ogos 2009

Wednesday, August 5, 2009

A tribute poem for my Ayah


Last Sunday evening, 2nd August '09, some friends of my late father came over to my house. One of them was a Writer from Sarawak, Mr. Wu An who also brought another Writer friend from Sarawak, Mr. Liang. My father's friend who brought them is a local Writer and Translator as well, Mr. Chan Yong Sin. He was the Mandarin Translation Editor and also one of the translators for our latest tribute book to my late father "Sahabatku" (My Friend).

They came to reconfirm their invitation for me read a tribute poem for Usman Awang written by Wu An. It is a translation from Mandarin to Bahasa Malaysia, translated by Chan Yong Sin. The reading was on the following evening, Monday 3rd August '09, at Berjaya Times Square Hotel. The event was called "Malam Semarak Perpaduan" ( Rekindling Solidarity Night).

We rehearsed the reading at my house that night, just to get things right as we have never read together before and also because we will be reading in a sequence - Mandarin and Bahasa Malaysia in turns.

I was honoured to be given the opportunity to read with my late father's good friends. The poem was entitled: "Terang Memancar" (Shining Brightly). I also met our First Lady, who was the Patron of the event and Senator Dr Koh Tsu Koon, for the first time. The event was organised by DBP, PERSPECTIVE, Dong Zong, Chinese Cultural Society, The Malaysian Chinese Assembly and the Malaysian Chinese Writers Association.