Tanggalnya 29 November 2001
bagai langit runtuh dan menangis... kau tinggal kami
di jemput ma'laikal maut di sunyi malam
menjadi hingar bingar dan kucar kacir
malam bertukar siang
semua di kejutkan kerana mangkatnya seorang berharga
tidak di duga sama sekali dan kini
detik itu kembali lagi.
Tanggal 29 November kembali lagi
seperti dulu...
bagai langit runtuh dan menangis hiba
kini kali kedelapan
detik itu kembali lagi.
Dari tiap lirikan mataku
wajah itu senantiasa bermain
hati ini masih sayu merindu
masih ada ruang kosong di sanubari
terlopong dan
tidak bisa di isi
walau di coba berkali-kali
tidak termampu.
Dengan berat ku redha
kerana tuntutan yang wajib
pergilah...
pulanglah...
aku tunggu saat bertemu kembali
pasti ruang itu akan sempurna terisi nanti.
Sehingga waktu itu
aku pikul tanggungjawab yang harus
membela hakmu
menyebar cinta dan kasih dan sayangmu
untuk segala di seluruh pelusuk
sedayaku yang di takdirkan.
Memang jalan ini sukar dan berkerikil
menapak, melangkah, menahan keperitan
tapi itu yang sudah tertulis.
Oh! Doa dan restui kerja ku
beriku semangat jiwamu yang dulu kental berkobar
kerana itu yang sangat ku perlukan...
hingga bertemu kembali
salam manis
kasih rindu yang lara.
Lyna UA
29 November 2009
Catatan: Hari ini, genap 8 tahun pemergian Allahyarham Ayahanda Usman Awang. Ya'Allah, ampunilah segala dosa-dosa hamba mu ini dan tempatkan dia dengan orang-orang yang Engkau kasihi...Al-fatihah...Amin.
Pembaca Beta “Raman dan Kultus Guruji”
3 days ago